Profil Desa Clapar

Ketahui informasi secara rinci Desa Clapar mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Clapar

Tentang Kami

Desa Clapar, Kecamatan Madukara, Banjarnegara: profil lengkap potensi agraris, mitigasi bencana pasca-longsor 2016, alokasi dana desa untuk infrastruktur, serta data demografi dan sosial budaya terkini.

  • Wilayah Rawan Bencana dengan Semangat Bangkit

    Dikenal karena peristiwa tanah longsor besar pada tahun 2016, Desa Clapar kini menjadi contoh dalam upaya mitigasi dan penataan kembali kehidupan masyarakat dengan dukungan pemerintah dan program relokasi.

  • Potensi Ekonomi Agraris

    Dengan lahan subur yang didominasi oleh pertanian, desa ini berfokus pada pengembangan sektor agraris sebagai tulang punggung ekonomi warganya, didukung oleh alokasi Dana Desa untuk infrastruktur pertanian.

  • Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

    Pembangunan dan perbaikan infrastruktur, terutama akses jalan, menjadi prioritas utama pemerintah desa untuk membuka isolasi wilayah, melancarkan distribusi hasil bumi, dan meningkatkan konektivitas antar dusun.

Pasang Disini

Terletak di perbukitan lereng utara Kabupaten Banjarnegara, Desa Clapar di Kecamatan Madukara menjadi simbol perjuangan dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi tantangan alam. Jauh dari citra sebagai lokasi bencana tanah longsor dahsyat pada 2016, desa ini terus bergerak maju, memanfaatkan potensi agraris dan dukungan pemerintah untuk membangun kembali fondasi sosial dan ekonomi yang lebih kuat. Dengan topografi yang menantang, Clapar secara cermat menyeimbangkan antara pelestarian lingkungan dan upaya peningkatan kesejahteraan warganya melalui pembangunan yang terencana.

Desa ini menjadi cerminan nyata dari kehidupan masyarakat di dataran tinggi Jawa Tengah, di mana pertanian bukan sekadar mata pencaharian, melainkan juga denyut nadi kebudayaan. Pemerintah desa, bersama lembaga kemasyarakatan, aktif mendorong program-program yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, mulai dari perbaikan infrastruktur jalan hingga pemberdayaan ekonomi lokal, sembari terus waspada terhadap potensi risiko geografis yang melekat pada wilayahnya.

Geografi dan Demografi Wilayah

Secara administratif, Desa Clapar merupakan salah satu dari 20 desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Letak geografisnya berada di kawasan perbukitan yang menjadikan kontur tanahnya bervariasi dari landai hingga terjal. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemerintah daerah, luas wilayah Desa Clapar ialah 354,354 hektare atau sekitar 7,35% dari total luas Kecamatan Madukara.

Desa Clapar berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di sekitarnya. Di sebelah utara, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Pagentan. Di sisi timur, berbatasan dengan Desa Limbangan. Sementara di sebelah selatan dan barat, wilayahnya diapit oleh desa-desa lain di dalam kecamatan yang sama, menjadikan posisinya cukup strategis dalam konektivitas antarwilayah di Madukara, meskipun aksesibilitasnya dipengaruhi oleh kondisi medan.

Menurut data kependudukan sektoral Kabupaten Banjarnegara tahun 2023, jumlah penduduk Desa Clapar tercatat sebanyak 1.647 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 465 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang moderat untuk sebuah wilayah perdesaan di pegunungan. Komposisi penduduknya terdiri dari berbagai kelompok usia, dengan populasi usia produktif menjadi motor penggerak utama dalam kegiatan ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Data tersebut juga menunjukkan adanya populasi lansia yang signifikan, mencerminkan tantangan sekaligus kearifan lokal yang perlu dikelola oleh pemerintah desa.

Sejarah Kelam dan Upaya Mitigasi Bencana

Nama Desa Clapar tidak dapat dipisahkan dari ingatan publik mengenai bencana tanah longsor besar yang terjadi pada Jumat, 25 Maret 2016. Curah hujan dengan intensitas tinggi menjadi pemicu pergerakan tanah di Dusun Jemblung, yang mengakibatkan puluhan rumah tertimbun dan menelan korban jiwa. Peristiwa ini menjadi titik balik penting bagi desa dan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam memandang tata ruang dan mitigasi bencana.

Pasca-tragedi, pemerintah pusat dan daerah bekerja sama untuk merelokasi warga yang terdampak ke hunian tetap (huntap) yang lebih aman. Proses ini tidak hanya melibatkan pembangunan fisik rumah, tetapi juga pemulihan psikologis dan sosial bagi para penyintas. Kajian geologis yang komprehensif dilakukan untuk memetakan zona rawan bencana di seluruh wilayah desa dan hasilnya menjadi acuan utama dalam perencanaan pembangunan di masa mendatang.

Kini, kesadaran akan risiko bencana telah tertanam kuat di benak masyarakat. Pemerintah Desa Clapar, didukung oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, secara rutin mengadakan sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana. Pemasangan sistem peringatan dini sederhana (EWS) di beberapa titik rawan dan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) menjadi program prioritas untuk memastikan masyarakat lebih siap dan sigap dalam menghadapi ancaman serupa di kemudian hari. Pengalaman pahit tersebut telah mengubah Clapar menjadi laboratorium hidup bagi praktik mitigasi bencana berbasis komunitas.

Perekonomian dan Potensi Lokal

Tulang punggung perekonomian masyarakat Desa Clapar bertumpu pada sektor agraris. Lahan pertanian yang subur dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk untuk menanam berbagai komoditas, seperti padi di area sawah yang lebih landai, serta palawija, sayur-mayur, dan tanaman keras di lahan tegalan. Hasil perkebunan seperti singkong, jagung, dan aneka buah-buahan menjadi sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga.

Meskipun belum memiliki satu produk unggulan yang spesifik dan terbranding secara luas, potensi pengembangan sektor ini sangat besar. Di beberapa wilayah sekitar di Kecamatan Madukara, pengembangan bibit tanaman seperti sengon dan alpukat telah menunjukkan hasil yang menjanjikan, sebuah model yang berpotensi untuk diadopsi di Clapar. Pemerintah desa terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian melalui perbaikan saluran irigasi dan penyuluhan bagi kelompok tani.

Sebagai penopang geliat ekonomi, alokasi Dana Desa menjadi instrumen fiskal yang krusial. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, pada tahun anggaran 2024, Desa Clapar menerima alokasi Dana Desa sebesar Rp850.901.000. Dana ini diprioritaskan untuk program pembangunan infrastruktur yang mendukung kegiatan ekonomi, seperti perbaikan dan pengaspalan jalan usaha tani, pembangunan talud penahan longsor, serta program pemberdayaan masyarakat lainnya yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan membuka peluang usaha alternatif di luar sektor pertanian.

Pemerintahan dan Kehidupan Sosial Budaya

Roda pemerintahan di Desa Clapar dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya. Dalam menjalankan tugas, pemerintah desa dibantu oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berfungsi sebagai lembaga legislatif dan pengawas di tingkat desa. Sinergi antara kedua lembaga ini menjadi kunci dalam merumuskan kebijakan yang partisipatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Program peningkatan kapasitas bagi anggota BPD, seperti yang difasilitasi oleh pemerintah kabupaten, turut memperkuat fungsi pengawasan dan aspirasi warga.

Lembaga kemasyarakatan seperti Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, serta Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) memegang peranan vital dalam dinamika sosial. PKK aktif dalam program kesehatan keluarga, posyandu, dan pemberdayaan perempuan, sementara Karang Taruna menjadi wadah bagi kegiatan kepemudaan dan olahraga.

Kehidupan budaya di Desa Clapar sangat dipengaruhi oleh tradisi Jawa yang berakulturasi dengan nilai-nilai Islam. Meskipun tidak tercatat adanya upacara adat yang spesifik hanya untuk Clapar, tradisi umum masyarakat agraris Jawa seperti slametan, kenduri, dan gotong royong masih mengakar kuat. Semangat kebersamaan ini menjadi modal sosial yang tak ternilai, terutama saat menghadapi masa-masa sulit seperti pasca-bencana. Kegiatan keagamaan yang berpusat di masjid dan musala menjadi perekat ikatan sosial antarwarga.

Infrastruktur dan Arah Pembangunan

Pembangunan infrastruktur, khususnya akses jalan, merupakan prioritas utama di Desa Clapar. Kondisi geografis yang berbukit membuat konektivitas antar dusun menjadi tantangan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, terlihat kemajuan signifikan dalam perbaikan jalan desa. Sejumlah video dan laporan warga di media sosial menunjukkan adanya proyek pengaspalan di beberapa ruas vital, yang disambut positif karena mempermudah mobilitas warga dan pengangkutan hasil panen.

Selain jalan, pemerintah desa juga memfokuskan anggaran untuk pemeliharaan fasilitas umum lainnya, termasuk saluran drainase untuk mencegah erosi dan banjir, serta penyediaan sarana air bersih. Program penetapan dan penegasan batas desa yang difasilitasi pemerintah kabupaten pada tahun-tahun sebelumnya juga memberikan kepastian hukum atas wilayah administratif, yang menjadi dasar penting bagi perencanaan pembangunan jangka panjang.

Ke depan, Desa Clapar dihadapkan pada dua agenda besar: melanjutkan pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal dan memperkuat sistem ketahanan bencana. Dengan fondasi sosial yang solid dan dukungan kebijakan yang tepat sasaran, desa ini memiliki peluang besar untuk tidak hanya pulih sepenuhnya, tetapi juga berkembang menjadi wilayah perdesaan yang tangguh, mandiri, dan sejahtera di Kabupaten Banjarnegara.